Jurnalisme yang kita kenal, mempunyai beberapa ciri yang menjadikannya dasar dalam peluputan berita. Ciri tersebut adalah :
1. Skeptis. Menurut wikipedia, skeptis adalah "kurang percaya, ragu-ragu (terhadap keberhasilan ajaran dsb): contohnya; penderitaan dan pengalaman menjadikan orang bersifat sinis dan skeptis. Sedangkan skeptis-isme adalah aliran (paham) yang memandang sesuatu selalu tidak pasti (meragukan, mencurigakan) contohnya; kesulitan itu telah banyak menimbulkan skeptis-isme terhadap kesanggupan dalam menanggapi gejolak hubungan internasional. Jadi secara umum skeptis-isme adalah ketidakpercayaan atau keraguan seseorang tentang sesuatu yang belum tentu kebenarannya."
Tom Friedman dari New York Times mengatakan bahwa skeptis adalah sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah ditipu. Jadi, inti dari sikap skeptis adalah keraguan, sedangkan inti dari sikap sinis adalah ketidakpercayaan. Jelas, dalam jurnalistik harus mendapat sumber dari sudut pandang yang berbeda, oleh karena itu sikap skeptis diperlukan.
2. Bertindak. Corak kerja wartawan adalah bertindak. Wartawan tidak menunggu sampai peristiwa itu muncul, tapi akan mencari dan mengamati sebuah kejadian. Jadi seperti memotret, harus tahu kapan bertindak cepat, lambat, atau tidak bertindak sama sekali. Oleh karena itu feeling seorang pencari berita haruslah terus diasah, bawalah kamera kemanapun kita pergi, karena momen datang tak terduga, jadi kita bisa bertindak dengan cepat.
3. Berubah. Jurnalisme itu mendorong perubahan
Perubahan memang hukum utama jurnalisme. Debra Gersh Hernandez, dalam makalahnya yang berjudul "Advice For The Future", yang disampaikan pada forum API (American Press Institute), mengatakan bahwa " satu-satunya yang pasti dan tidak berubah yang dihadapai industri surat kabar masa depan adalah justru ketidakpastian dan perubahan - the only things certain and unchanging facing the newspaper industry in the future are uncertainty and change".
4. Seni dan Profesi. Jurnalisme itu bukan mesin.
Jurnalisme aalah seni dan profesi dengan tanggung jawab professional - tart and craft with professional responsibilities. Jurnalisme bukan hanya menulis saja, Jurnalisme itu bisa hidup dengan adanya seni yang berakar pada tulisan, karena menyangkut kenyataan yang ada. Setiap wartawan punya gaya bahasa yang sendiri2, tetapi harus tetap dapat memberikan kenikmatan membaca bagi masyarakat umum.
0 komentar:
Posting Komentar